13 November 2011

Petuah Pakde Dame... Pakde Saya!

Siang itu, 1 Januari 2011...

Kami berangkat dari rumah pakde di Rawa Lumbu sekitar pukul 11.00 siang (saya tidak ingat pasti waktunya).
Siang itu, mobil dipacu menuju Cengkareng, rumah saudara kami. Sebenarnya bukan perjalanan ini yang akan saya "air keraskan" kali ini...

Jadi begini...
Di perjalanan, dengan suara latar dari lagu-lagu "estafet" Jak FM, seperti biasa kami ngobrol ini dan itu... mulai dari bertukar kabar, perbincangan karena melihat kakek tua yang sulit meyeberang, pembahasan tentang iklan-iklan yang saat ini "sepertinya lebih menonjolkan jalan cerita ketimbang produknya sendiri", dan akhirnya sampai pada "petuah pakde".

Pakde Dame, Dame Kresna Budimanto Hamonangan Situmeang. Mungkin banyak yang bertanya-tanya, kok seseorang dengan marga Batak dipanggil dg sebutan pakde?? Ya, begitulah multi ras dalam keluarga kami yang keturunan Sumatera-Jawa (kata orang, pejabat = peranakan jawa batak)

Kembali ke pokok cerita. Begini petuahnya...
Ada seseorang yang sedang menderita suatu penyakit. Dia bingung bagaimana menyembuhkan penyakitnya. Maka dari itu, dia berdoa, meminta, dan pasrah pada Allah SWT. "Ya Allah...sembuhkanlah penyakit hamba ini"

Dalam mimpi orang tersebut, Allah memberikan petunjuk untuk menggunakan "sebuah daun" untuk menyembuhkan penyakitnya. Ketika bangun dari tidurnya, orang itu langsung mencari daun tersebut dan ia gunakan untuk mengobati sakitnya. Alhamdulillah sembuh...
Beberapa hari kemudian, orang ini mengalami sakit kembali. Dengan sigap, orang ini mencari daun itu lagi, berharap daun ini bisa menyembuhkan penyakitnya seperti dulu.
Tapi yang terjadi... penyakitnya tidak serta merta sembuh dengan daun tersebut. Pertanyaannya adalah, "kenapa?"
Orang inipun sama dengan kami yang menanyakan, "Ya Allah, kenapa penyakit hamba kali ini tidak bisa sembuh dengan daun itu?"
Dalam tidurnya, orang ini mendapatkan jawaban dari Allah SWT bahwa saat pertama sakit, orang tersebut dengan penuh percaya dan iman, memohon kesembuhan pada Allah SWT dan Allah melalui daun memberikan kesembuhan. Tapi untuk sakit yang kedua, tanpa sadar dan tanpa sengaja orang tersebut ternyata lebih percaya pada daun ketimbang Tuhannya, Allah SWT. Karena sesungguhnya yang menyembuhkan orang tersebut bukanlah daun, tapi kehendak Allah SWT. Semua penyakit, Allah yang punya dan hanya Allah yang mempunyai kemampuan untuk menyembuhkannya kembali.

Bid'ah memang sangat dekat dengan kita. Bahkan tanpa sadar, bid'ah berdiri bersebelahan dg kita. Na'udzubillahimindzalik.


Om Amir, Pakde Pontas, Mama, Pakde Dame, Pakde Nusa

Begitu, cerita dan petuah Pakde Dame...
Setelah pakde mengakhiri ceritanya, saya jd berusaha mengingat, mengulang rekaman ingatan sejauh mungkin yang saya bisa, terus munduuurrr, dan mencari bid'ah yg tanpa sadar saya lakukan... Astaghfirullah...

Perbincangan tidak berhenti memang, topik yang satu digantikan dg topik yang lain, terkadang diam (saya duga di saat diam inilah ada yg sekedar istirahat bicara, ada juga yg berpikir cerita apa yang bisa diceritakan berikutnya) sampai akhirnya kami sampai di Cengkareng. Tapi hanya ini yg ingin saya ceritakan, tidak yang lain.

Semoga cerita ini bisa bermanfaat untuk saya dan banyak orang. Amin

No comments:

Post a Comment