13 November 2011

ANDAI SAYA KOMODO

Di tengah hiruk pikuk kontroversi Pulau Komodo belakangan ini, saya mencoba membayangkan apabila saya adalah seekor komodo yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.

Andai saya komodo…
aya tidak peduli dengan berbagai jaminan popularitas yang digemborkan berbagai pihak belakangan ini. Karena saya hanya peduli dengan “apakah anak dan cucu saya masih bisa tetap ada untuk tahun-tahun berikutnya, agar pulau ini tidak berubah nama menjadiPopolarity Island, karena komuni saya tergantikan oleh popularitas yang manusia-manusia ini lakukan sekarang”

Andai saya komodo…
Saya tidak perlu repot memikirkan tentang memenangkan kompetisi apapun. Karena bagi saya, setiap wisatawan yang mau mencari saya ya hanya ada di pulau ini. Silahkan cari di bagian dunia lainnya, kalian tidak akan bisa menemukan saya selain di pulau ini (Pulau Komodo). Inilah keajaiban sesungguhnya yang Tuhan titipkan pada saya, bukan keajaiban yang manusia ciptakan dari setiap Rp.1 yang diberikan.

Andai saya komodo…
Saya merasa tidak perlu mendapat tempat binaan karena sesungguhnya tempat terbaik untuk saya hidup adalah alam bebas yang sudah Tuhan bentuk sedari dulu, bahkan sebelum manusia-manusia ini bermunculan. Saya akan lebih memilih tumbuh bersama lingkungan yang Tuhan punya, asli.

Andai saya komodo…
Mungkin saya akan mengingatkan kepada banyak manusia tentang pentingnya kejujuran. Jujur pada diri, jujur pada komuni, jujur pada alam, jujur pada Tuhan. Jujurlah atau kalian akan mati karena kebohonga, selesai!

Andai saya komodo…
Mungkin saya akan mengingatkan kalian bahwa kami juga berhak memiliki kesempatan hidup nyaman tanpa campur tangan manusia terlalu banyak. Bukan hanya masyarakat sekitar dan pariwisata yang perlu dipikirkan. Kalian lupa mencantumkan “kesejahteraan saya” dalam deretan kalimat ciptaan kalian tentang visi-visi indah itu.

Andai saya komodo…
Saya bukan komoditi. Saya hanya komodo yang diciptkan Tuhan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Sesederhana itu. Dan semoga kalian mencintai saya dengan sederhana sehingga memberikan ruang yang cukup untuk kami sekedar hidup nyaman. Kalian terlalu posessif terhadap kami!

Andai saya komodo…
Andai saya komodo…
Andai saya komodo…

Mungkin saat ini saya hanya sedang bersantai dengan komuni-komuni saya yang lainnya. Menjulurkan lidah tanpa memikirkan apa yang sedang dunia ributkan. Menikmati indahnya setiap surya yang berganti tugas dengan rembulan. Sebelum semuanya kalian ambil dari kami…
Persetan dengan kalian hai para manusia tamak!










No comments:

Post a Comment